Minggu, 14 April 2013

pencemaran air laut

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan zat penting dalam kehidupan makhluk hidup di dunia ini. Dari hewan yang berspesies terendah sampai yang tertinggi. Kehidupan manusia di bumi ini sangat bergantung pada lautan, manusia harus menjaga kebersihan dan kelangsungan kehidupan organisme yang hidup di dalamnya. Dengan demikian laut seakan-akan merupakan sabuk pengaman bagi kehidupan manusia di muka bumi. Di lain pihak, lautan merupakan tempat pembuangan benda-benda asing dan pengendapan barang sisa yang diproduksi manusia. Pencemaran air terjadi sejak lama dan telah kita ketahui bersama, baik di laut, sungai, danau, bahkan parit di depan rumah kita. Air yang berwarna kecoklatan bahkan hitam seolah-olah sudah menjadi pemandangan yang biasa dan dapat kita lihat sehari-hari. Dalam kehidupan sehari – hari kita membutuhkan air yang bersih untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan kepentingan lainnya. Air yang kita gunakan harus berstandart 3B yaitu tidak berwarna, tidak berbau dan tidak beracun. Tetapi banyak kita lihat air yang berwarna keruh dan berbau sering kali bercampur dengan benda – benda sampah seperti plastik, sampah organic, kaleng dan sebagainnya. Pemandangan seperti ini sering kita jumpai pada aliran sungai, selokan maupun kolam- kolam. Air yang demikian disebut air kotor atau air yang terpolusi. Air yang terpolusi mengandung zat- zat yang berbahaya yang dapat menyebabkan dampak buruk dan merugikan kita bila di konsumsi. Namun bagi kita, khususnya masyarakat pedesaan, sungai adalah sumber air sehari – hari untuk kelangsungan hidup. Mereka kurang begitu peduli kandungan yang terdapat pada air tersebut. Era globalisasi tidak dapat dipisahkan dari perkembangan industrialisasi yang semakin pesat. Sebagai contoh, industri pengolahan minyak bumi merupakan salah satu perindustrian yang memegang peranan penting bagi perekonomian Indonesia. Namun di sisi lainnya industri ini sangat berpotensi mengakibatkan pencemaran dan kerusakan lingkungan laut. Pada umumnya, pengeboran minyak bumi menyebabkan terjadinya ledakan (blow out) di sumur minyak. Ledakan ini mengakibatkan semburan minyak ke lokasi sekitar laut, sehingga menimbulkan pencemaran. Ketika minyak masuk ke permukaan laut maka ekositem laut akan mengalami perubahan fisik, kimia, dan biologis. Minyak tidak dapat larut di air tetapi akan mengapung di atas permukaannya. 1.2. Rumusan Masalah 1.2.1. Apa yang dimaksud dengan pencemaran air laut? 1.2.2. Apa yang menyebabkan terjadinya pencemaran air laut? 1.2.3. Bahaya apa saja yang ditimbulkan oleh air yang sudah tercemar? 1.2.4. Apa yang harus dilakukan untuk mencegah pencemaran air laut? 1.3. Tujuan 1.3.1. Untuk mengetahui peengertian dari pencemaran air laut. 1.3.2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya pencemaran air laut. 1.3.3. Untuk mengetahui bahaya yang ditimbulkan oleh air yang sudah tercemar. 1.3.4. Untuk mengetahui cara pencegahan pencemaran air laut. 1.4. Manfaat 1.4.1. Agar mahasiswa dapat mengatahui pengertian dari pencemaran air laut. 1.4.2. Agar mahasiswa dapat membedakan air yang bersih dan air yang sudah tercemari. 1.4.3. Agar mahasiswa dapat mengetahui bahaya yang ditimbulkan sehingga tidak mencemari lautan. 1.4.4. Agar mahasiswa dapat mencegah pencemaran air laut. BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Pencemaran Air Laut Pencemaran air laut merupakan suatu peristiwa masuknya material pencemar seperti partikel kimia, limbah industri, limbah pertanian, dan perumahan ke dalam laut yang bisa merusak lingkungan laut. Material berbahaya tersebut memiliki dampak yang bermacam-macam dalam perairan. Ada yang berdampak langsung dan ada juga yang berdampak tidak langsung. 2.2. Macam-macam Sumber Polutan Sebagian besar sumber pencemaran laut berasal dari daratan, baik tertiup angin, terhanyut maupun melalui tumpahan. Salah satu penyebab pencemaran laut adalah kapal yang dapat mencemari sungai dan samudera dalam banyak cara. Misalnya melalui tumpahan minyak, air penyaring, dan residu bahan bakar. Polusi dari kapal dapat mencemari pelabuhan, sungai, dan lautan. Kapal juga membuat polusi suara yang mengganggu kehidupan organisme perairan, dan air dari balast tank yang bisa mempengaruhi suhu air sehingga mengganggu kenyamanan organisme yang hidup dalam air. Berikut beberapa sumber polutan yang masuk ke laut : 1. Buangan Kapal Kapal dapat mencemari sungai dan samudera dalam banyak cara. Antara lain melalui tumpahan minyak, air penyaring, dan residu bahan bakar. Polusi dari kapal dapat mencemari pelabuhan, sungai, dan lautan. Kapal juga membuat polusi suara yang mengganggu kehidupan liar alam, dan air dari balast tank dapat menyebarkan ganggang atau alga berbahaya dan spesies asing yang dapat mempengaruhi ekosistem lokal. Salah satu kasus terburuk dari satu spesies invasif menyebabkan kerugian bagi suatu ekosistem, yang tampaknya tidak berbahaya salah satunya adalah ubur-ubur. Mnemiopsis leidyi, suatu spesies ubur-ubur yang tersebar, sehingga sekarang mendiami muara di banyak bagian dunia. Pertama kali ditemukan pada tahun 1982, dan diduga telah dibawa ke Laut Hitam dalam air pemberat kapal. Populasi ubur-ubur melonjak secara eksponensial dan pada tahun 1988, hal tersebut mendatangkan malapetaka atas industri perikanan lokal. 2. Plastik Bahan pencemar laut lainnya yang juga memberikan dampak yang negatif ke perairan adalah limbah plastik yang bahkan telah menjadi masalah global. Sampah plastik yang dibuang, terapung dan terendap di lautan. Sejak akhir Perang Dunia II, diperkirakan 80 persen sampah plastik terakumulasi di laut sebagai sampah padat yang mengganggu eksositem laut. Massa plastik di lautan diperkirakan yang menumpuk hingga seratus juta metrik ton. Kondisi ini sangat berpengaruh buruk, dan sangat sulit terurai oleh bakteri. Sumber sampah plastik di laut juga berasal dari jaring ikan yang sengaja dibuang atau tertinggal di dasar laut. Jaring ikan yang terbuat dari bahan plastik, kadang dibiarkan atau hilang di laut. Jaring ini dikenal sebagai hantu jala yang sangat membahayakan lumba-lumba, penyu, hiu, dugong, burung laut, kepiting, dan makhluk lainnya. Plastik yang membelit membatasi gerakan, menyebabkan luka dan infeksi, dan juga menghalangi hewan yang perlu untuk kembali ke permukaan untuk bernapas. 3. Racun Limbah kimia yang bersifat toxic (racun) yang masuk ke perairan laut akan menimbulkan efek yang sangat berbahaya. Kelompok limbah kimia ini terbagi dua, pertama kelompok racun yang sifatnya cenderung masuk terus menerus seperti pestisida, furan, dioksin, dan fenol. Terdapat pula logam berat, suatu unsur kimia metalik yang memiliki kepadatan yang relatif tinggi dan bersifat racun atau beracun pada konsentrasi rendah. Contoh logam berat yang sering mencemari adalah air raksa, timah, nikel, arsenic, dan kadmium. Ketika pestisida masuk ke dalam ekosistem laut, mereka segera diserap ke dalam jaring makanan di laut. Dalam jaring makanan, pestisida ini dapat menyebabkan mutasi serta penyakit yang dapat berbahaya bagi hewan laut bahkan seluruh penyusun rantai makanan termasuk manusia. Racun semacam itu dapat terakumulasi dalam jaringan berbagai jenis organisme laut yang dikenal dengan istilah bioakumulasi. Racun ini juga diketahui terakumulasi dalam dasar perairan yang berlumpur. Bahan-bahan ini dapat menyebabkan mutasi keturunan dari organisme yang tercemar serta penyakit dan kematian secara massal seperti yang terjadi pada kasus yang terjadi di Teluk Minamata. 4. Eutrofikasi Bahan kimia anorganik lain yang bisa berbahaya bagi ekosistem laut adalah Nitrogen dan Fosfor. Sumber dari limbah ini umumnya berasal dari sisa pupuk pertanian yang terhanyut ke dalam perairan juga dari limbah rumah tangga berupa detergent yang banyak mengandung fosfor. Senyawa kimia ini dapat menyebabkan eutrofikasi. Peristiwa Eutrofikasi adalah kejadian peningkatan atau pengkayaan nutrisi, biasanya senyawa yang mengandung Nitrogen atau Fosfor dalam ekosistem. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan produktivitas primer (ditandai peningkatan pertumbuhan tanaman yang berlebihan dan cenderung cepat membusuk). Efek lebih lanjut termasuk penurunan kadar oksigen, penurunan kualitas air, serta tentunya mengganggu kestabilan populasi organisme lain. Karena itu senyawa ini merupakan nutrien bagi tumbuhan air seperti alga dan phytoplankton. Tingginya konsentrasi bahan tersebut menyebabkan pertumbuhan tumbuhan air ini akan meningkat dan akan mendominasi perairan, sehingga mengganggu organisme lain bahkan bisa mematikan. Muara merupakan wilayah yang paling rentan mengalami eutrofikasi karena nutrisi yang diturunkan dari tanah akan terkonsentrasi. Nutrisi ini kemudian dibawa oleh air hujan masuk ke lingkungan laut dan cendrung menumpuk di muara. The World Resources Institute telah mengidentifikasi 375 hipoksia (kekurangan oksigen) wilayah pesisir di seluruh dunia. Laporan ini menyebutkan kejadian ini terkonsentrasi di wilayah pesisir di Eropa Barat, Timur dan pantai Selatan Amerika Serikat, serta Asia Timur, terutama di Jepang. Salah satu contohnya adalah meningkatnya alga merah secara signifikan (red tide) yang membunuh ikan dan mamalia laut serta menyebabkan masalah pernapasan pada manusia dan beberapa hewan domestik. Umumnya terjadi saat organisme mendekati ke arah pantai. 5. Potensi Keasaman Lautan biasanya menyerap karbon dioksida dari atmosfer. Karena kadar karbon dioksida atmosfer meningkat, lautan menjadi lebih asam. Potensi peningkatan keasaman laut dapat mempengaruhi kemampuan karang dan hewan bercangkang lainnya untuk membentuk cangkang atau rangka. 6. Polusi Kebisingan Kehidupan laut dapat rentan terhadap pencemaran kebisingan atau suara dari sumber seperti kapal yang lewat, survei seismik eksplorasi minyak, dan frekuensi sonar angkatan laut. Perjalanan suara lebih cepat di laut daripada di udara. Hewan laut, seperti paus, cen¬derung memiliki penglihatan lemah dan hidup di dunia yang sebagian besar ditentukan oleh informasi akustik. Hal ini berlaku juga untuk banyak ikan laut yang hidup lebih dalam di dunia kegelapan. Dilaporkan bahwa antara tahun 1950 dan 1975, ambien kebisingan di laut naik sekitar sepuluh desibel (telah meningkat sepuluh kali lipat). Jelas sekarang bahwa sumber pencemaran sangat bervariasi. Tidak hanya dari hal-hal yang menurut kita hanya bisa dilakukan oleh industri besar, namun juga bisa disebabkan oleh aktifitas harian kita. 2.3. Bahaya yang Ditimbulkan oleh Air Tercemar Pertumbuhan fitoplankton laut akan terhambat akibat keberadaan senyawa beracun dalam komponen minyak bumi, juga senyawa beracun yang terbentuk dari proses biodegradasi. Jika jumlah fitoplankton menurun, maka populasi ikan, udang, dan kerang juga akan menurun. Padahal hewan-hewan tersebut dibutuhkan manusia karena memiliki nilai ekonomi dan kandungan protein yang tinggi. Penurunan populasi alga dan protozoa akibat kontak dengan racun slick (lapisan minyak di permukaan air). Selain itu, terjadi kematian burung-burung laut. Hal ini dikarenakan slick membuat permukaan laut lebih tenang dan menarik burung untuk hinggap di atasnya ataupun menyelam mencari makanan. Saat kontak dengan minyak, terjadi peresapan minyak ke dalam bulu dan merusak sistem kekedapan air dan isolasi, sehingga burung akan kedinginan yang pada akhirnya mati. Rusaknya estetika laut akibat bau dari material minyak. Residu berwarna gelap yang terdampar di pantai akan menutupi batuan, pasir, tumbuhan, dan hewan. Gumpalan tar yang terbentuk dalam proses pelapukan minyak akan hanyut dan terdampar di pantai. Kerusakan biologis, bisa merupakan efek letal dan efek subletal. Efek letal yaitu reaksi yang terjadi saat zat-zat fisika dan kimia mengganggu proses sel ataupun subsel pada makhluk hidup hingga kemungkinan terjadinya kematian. Efek subletal yaitu mempengaruhi kerusakan fisiologis dan perilaku namun tidak mengakibatkan kematian secara langsung. Terumbu karang akan mengalami efek letal dan subletal dimana pemulihannya memakan waktu lama dikarenakan kompleksitas dari komunitasnya. Turunnya tingkat pendapatan nelayan karena berbagai jenis ikan mengalami keracunan. 2.4. Cara Pencegahan Pencemaran Air Laut 1. Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah pemukiman atau perumahan. 2. Pembuangan limbah industri diatur sehinga tidak mencemari lingkungan atau ekosistem dengan membuat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). 3. Pengawasan terhadap penggunaan jenis- jenis pestisida dan zat – zat kimia lain yang dapat menimbulkan pencemaran. 4. Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan. 5. Memberikan kesadaran terhadap masyarakat tentang arti lingkungan hidup sehingga manusia lebih mencintai lingkungannya. BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Pencemaran air laut merupakan suatu peristiwa masuknya material pencemar seperti partikel kimia, limbah industri, limbah pertanian, dan perumahan ke dalam laut yang bisa merusak lingkungan laut. Beberapa sumber polutan yang masuk ke laut : buangan kapal, plastik, racun, eutrofikasi, potensi keasaman, dan polusi kebisingan. Beberapa bahaya yang ditimbulkan oleh air yang tercemar : Pertumbuhan fitoplankton laut akan terhambat, Penurunan populasi alga dan protozoa, Rusaknya estetika Kerusakan biologis, dan Turunnya tingkat pendapatan nelayan. Beberapa cara pencegahan pencemaran air laut : menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah pemukiman, membuat instalasi pengolahan air limbah (IPAL) untuk pabrik dan industry, pengawasan terhadap penggunaan jenis- jenis pestisida dan zat-zat kimia lain, tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan, dan memberikan kesadaran terhadap masyarakat tentang arti lingkungan hidup. 3.2. Saran Sebaiknya kita harus berhati-hati dalam menggunakan air yang kita gunakan dalam sehari-hari. Jangan membuang sampah atau juga limbah pada laut. DAFTAR PUSTAKA • Mukhtasor. 2007. Pencemaran Pesisir dan Laut. Jakarta : PT Pradnya Paramita • http://www.pencemaran_air_laut/dampak_pencemaran_air_bagi_manusia_dan_lingkungan.html • http://www.bahaya_dan_cara_pencegahan_pencemaran_air-laut.html

hubungan produsen-konsumen

Hubungan produsen_konsumen | 1 HUBUNGAN PRODESEN – KONSUMEN I. Tujuan Untuk mengetahui hubungan prodesen dan konsumen yang berkaitan dengan siklus karbon. II. Landasn Teori Karbon merupakan unsur penyusun semua senyawa organik, dan salah satu zat yang sangat penting atau diperlukan makhluk hidup, selain oksigen, air dan nitrogen. Di dalam karbon tersedia dalam bentuk gas dan dapat dimamfaatkan oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis. Bahkan karbon banyak ditemui pada endapan dan di dalam air. Di atmosfer, unsur ini merupakan suatu komponen yang besar (kurang lebih 0,03 %) di banding dengan unsur lain, kecuali nitrogen dan oksigen. Di atmosfer, karbon biasanya bersenyawa dengan oksigen. Dan dari atmosfer dan sedimen, karbon masuk ke tubuh organisme secara kimia. Energi yang tersimpan pada tumbuhan terbentuk karena fiksasi karbondioksida pada peristiwa fotosintesis. Karbon di alam umumnya dalam bentuk gas dan batuan karbonat, di samping itu juga dalam bentuk bahan organik, yang dapat dimamfaatkan oleh tumbuhan, melalui proses fotosintesis yang akan diubah menjadi senyawa organik yang dapat dipergunakan oleh organisme lainnya, sebagai pemberi karbon dan karbon akan kembali lagi ke atmosfer atau air sebagai CO2 melalui suatu proses metabolisme. Unsur karbon mempunyai kemampuan saling mengikat antar sesamanya sehingga merupakan dasar untuk terbentuknya keragaman dan ukuran molekuler dan tanpa ini kehidupan tidak dapat ada. Produsen darat mendapatkan CO2 dari atmosfer, sedangkan produsen dalam air mamanfaatkan CO2 yang terlarut (sebagai bikarbonat dan HCO3). Kelarutan karbondioksida dalam air berbeda dengan oksigen, karena gas ini bereaksi secara kimiawi dalam air. Salah satu contohnya adalah apabila di dalam air laut karbondioksida bereaksi dengan air menghasilkan asam karbonat, yang kemudian terdisiosiasi lagi menjadi ion hidrogen dan karbonat. Konsentrasi CO2 yang tinggi pula akan mempengaruhi tumbuhan dalam mengabsorbsi air dan unsur hara. Sebagai akibat reaksi di atas ialah terjadinya produksi atau absorbsi hidrogen bebas, sehingga jumlah hidrogen dalam suatu larutan merupakan tolak ukur keasaman. Lebih banyak ion H+ berarti lebih asam suatu larutan dan lebih sedikit H+ berarti lebih basa, dengan kata lain larutan basa lebih banyak mengandung ion OH. Hubungan produsen_konsumen | 2 Dideretan air pertukaran CO2 dengan atmosfer berjalan secara tidak langsung, karbon dioksida berkait dengan air membentuk asam karbonat yang akan terurai menjadi ion karbonat. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang memproduksi makanan untuk diri mereka bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan jumlah CO2 dalam air. Karbon dapat dijumpai di dalam atmosfer sebagai CO2 dalam jaringan semua makhluk hidup dan terbesar dijumpai dalam batuan endapan serta bahan bakar fosil yang terdapat di dalam perut bumi. Tumbuhan hijau dan hewan serta organisme lain berperan aktif dalam kelangsungan siklus karbon. Dengan bantuan energi cahaya maka CO2 merupakan salah satu komponen pokok untuk berlangsungnya fotosintesis. Laut mempunyai peranan penting pada siklus karbon bumi banyak jumlah karbon dari atmosfir lautan melalui proses fiksi. Laut mengandung sekitar 36.000 gigitan karbon dimana sebagian besar dalam bentuk ion karbonat yang dilepaskan atmosfir oleh pembakaran bahan bakar tosil dan penebaran hutan diserap untuk digunakan dalam proses fotosintesis oleh diantara atom dan alga. Karbon di perairan dalam bentuk karbon dioksida, selain diperlukan produsen untuk fotosintesis menghasilkan O2 dan karbohidrat, ia juga berperan dalam beberapa hal di laut yaitu sebagai pembentukan cangkang dari berbagai jenis hewan di laut, mengatur PH di laut serta dapat membantu dalam pembentukan baru di laut. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Siklus Karbon Menurut ( Lufi Pratama,2009)  Kadar pH dilaut  Penguapan air laut  Pelapukan bantuan  Gunung merapi bawa laut  Difusi CO2 di udara  Pelapukan bantuan karbonat Menurut ( Radin,2010) Karbon diperairan dalam bentuk karbonat dioksida, selain oleh panduan untuk fotosintetis dan berperan dalam beberapa jenis hal dilaut yaitu:  Pembentukan cangkang dan beberapa jenis hewan laut  Pengaturan pH di laut  Pengaturan pemberian batu karang. Hubungan produsen_konsumen | 3 III. Alat dan Bahan 3.1. Alat :  4 buah tabung reaksi besar 3.2. Bahan :  Air  Hidrila  Siput IV. Cara Kerja 1. Menyiapkan alat dan bahan 2. Mengisi tabung reaksi 1 dengan air sampai 1 cm dari atas tabung reaksi. 3. Mengisi tabung reaksi 2 dengan air dan siput, tinggi air sampai 1 cm dari atas tabung reaksi. 4. Mengisi tabung reaksi 3 dengan air dan hydrilla, tinggi air sampai 1 cm dari atas tabung reaksi. 5. Mengisi tabung reaksi 4 dengan air, siput, dan hydrilla, tinggi air sampai 1 cm dari atas tabung reaksi. 6. Mengukur pH pada masing-masing tabung reaksi. 7. Masing-masing tabung reaksi ditutup dengan plastik. 8. Meletakkan rangkaian A pada tempat terang. 9. Menyimpannya selama 24 jam. 10. Mengukur pH pada masing-masing tabung reaksi. 11. Meletakkan rangkaian A pada tempat gelap. 12. Menyimpannya kembali selama 24 jam. 13. Mengukur pH pada masing-masing tabung reaksi. V. Hasil Pengamatan No. Tabung Reaksi Berisi pH Awal pH Setelah 24 Jam di Tempat Terang pH Setelah 24 Jam di Tempat Gelap 1. Air 7 7 7 2. Air dan siput 7 6 6 (berlendir) 3. Air dan hydrilla 7 8 7 4. Air, siput, dan hydrilla 7 7 6 VI. Pembahasan Hubungan produsen_konsumen | 4 Pada hari pertama semua tabung reaksi yang telah diisi dengan air, air dan siput, air dan hydrila, serta air, siput, dan hydrila menunjukkan pH yang sama, yaitu 7 (netral). Setelah satu hari satu malam (24 jam) diletakkan pada tempat terang keadaan pH ada yang tetap (netral), ada yang berubah menjadi asam ataupun basa. Tabung reaksi yang berisi air serta air, siput, dan hydrila pH-nya tetap, yaitu 7 (netral). Sedangkan tabung reaksi yang berisi air dan siput pH-nya berubah menjadi asam, yaitu 6 karena kandungan ion H+ lebih banyak pada tabung reaksi tersebut sebab tidak adanya produsen (tumbuhan) sehingga siklus karbon tidak berjalan (karbondioksida lebih banyak daripada oksigen). Dan tabung reaksi yang berisi air dan hydrila pH-nya berubah menjadi basa, yaitu 8 karena kandungan ion H+ lebih sedikit (lebih banyak ion OH-) sebab dalam tabung reaksi tersebut terdapat produsen (tumbuhan) sehingga dapat melakukan fotosintesis (siklus karbon). Dan setelah dipindah pada tempat yang gelap dan disimpan selama satu hari satu malam (24 jam), keadaan pH ada yang tetap ada juga yang berubah. pH pada tabung reaksi yang berisi air tetap, yaitu 7 (netral). Pada tabung reaksi yang berisi air dan siput, pH-nya tetap, yaitu 6 (asam) karena kandungan ion H+ lebih banyak pada tabung reaksi tersebut sebab tidak adanya produsen (tumbuhan) sehingga siklus karbon tidak berjalan (karbondioksida lebih banyak daripada oksigen). Sedangkan tabung reaksi yang berisi air dan hydrila pH-nya kembali menjadi netral, yaitu 7 karena perubahan tempat dari terang ke gelap sehingga hasil proses fotosintesis juga berbeda sebab cahaya yang diserap untuk proses fotosintesis juga berkurang. Dan tabung reaksi yang berisi air, siput, dan hydrila pH-nya juga berubah menjadi asam, yaitu 6 karena perubahan tempat dari terang ke gelap sehingga hasil proses fotosintesis juga berbeda sebab cahaya yang diserap untuk proses fotosintesis juga berkurang, begitu juga dengan kandungan ion H+ lebih banyak. VII. Kesimpulan pH pada semua tabung reaksi di hari pertama sama, yaitu 7 (netral). pH pada hari kedua dan ketiga ada yang tetap (netral), ada yang berubah menjadi asam ataupun basa. Perubahan pH menjadi asam dikarenakan kandungan ion H+ lebih banyak dan tidak terjadi proses fotosintesis sebab tidak adanya produsen (tumbuhan), sedangkan perubahan pH menjadi basa dikarenakan kandungan ion H+ lebih sedikit (lebih banyak ion OH-) dan terjadi proses fotosintesis sebab adanya produsen (tumbuhan). Dari praktikum ini terlihat adanya hubungan produsen dan konsumen dalam suatu tempat.

acara faktor abiotik

Sabtu, 03 Nopember 2012 12:29:37 1 ACARA FAKTOR ABIOTIK I. Tujuan Untuk mengetahui suhu udara, kelembapan, dan kecepatan angin. II. Landasan Teori Di dalam suatu ekosistem, makhluk hidup tidak dapat berdiri sendiri. Tetapi selalu berinteraksi diantara makhluk hidup satu dengan makhluk hidup yang lainnya, maupun interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungan abiotik. Dalam mempelajari ekosistem, harus dilihat sebagai satu kesatuan dari berbagai sistem yang meliputi faktor-faktor lingkungan dan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Yaitu faktor abiotik dan faktor biotik. Faktor abiotik yaitu komponen-komponen penyusun ekosistem yang bersifat tak hidup. Sedangkan faktor biotik yaitu komponen-komponen ekosistem yang bersifat hidup. Ekosistem terbentuk dari faktor biotik dan abiotik di suatu tempat, yang berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Faktor abiotik dalam ekosistem adalah berupa faktor-faktor fisik yang berpengaruh terhadap ekosistem. Faktor abiotik yang berperan dalam ekosistem meliputi : tanah, air, udara, suhu, cahaya, iklim, dan topografi. Tanah adalah bagian bumi dimana tumbuhan dan makhluk hidup lain dapat hidup. Tanah berasal dari pelapukan batuan, pada bagian atas terdapat bahan-bahan yang telah mengalami perubahan, sedangkan di bagian bawah terdapat batuan dasar yang tidak mengalami perubahan. Air merupakan medium dasar untuk semua kehidupan. Makhluk hidup memerlukan air yang berasal dari bumi, baik yang berasal dari permukaan bumi ataupun yang berasal dari dalam tanah. Semua makhluk hidup selalu memerlukan air, bahkan hampir seluruh tubuhnya mengandung air lebih dari 50 %. Semua organisme memerlukan udara, terutama Oksigen, Nitrogen dan Hidrogen dalam bentuk uap air dan Karbondioksida yang semuanya merupakan bagian dari udara atmosfer. Udara yang terdapat di alam selalu basah dan lembab, yaitu mengandung uap air. Setiap makhluk hidup memerlukan kelembapan udara tertentu untuk kehidupannya. Suhu sangat berperan bagi makhluk hidup, sebab proses hidup hanya dapat berlangsung pada rentangan suhu yang sangat sempit. Perubahan suhu pada atmosfer atau pada topsoil banyak dipengaruhi oleh pancaran sinar matahari. Sabtu, 03 Nopember 2012 12:29:37 2 Cahaya sangat penting bagi kehidupan organisme, tanpa adanya cahaya dapat dipastikan bahwa tidak ada kehidupan di dunia ini. Tumbuhan hijau sebagai produsen merupakan makhluk hidup yang berperan utama dalam menangkap cahaya yang diperlukan untyuk proses fotosintesis. Tiga aspek cahaya yang berpengaruh bagi kehidupan, yaitu kualitas warna cahaya, intensitas cahaya, dan lamanya penyinaran cahaya. Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca untuk jangka waktu yang panjang, sedangkan cuaca merupakan gabungan dari sejumlah unsur cuaca, yaitu meliputi : suhu, kelembapan, awan, penyinaran, dan hujan. Kehidupan organisme di bumi ini dipengaruhi oleh iklim. Topografi adalah faktor yang mempengaruhi penyebaran makhluk hidup, terutama yang sangat jelas adalah penyebaran tumbuhan. Faktor yang berpengaruh terhadap topografi adalah altitute (suatu ketinggian yang diukur dari permukaan laut) dan latitute (garis lintang yang diukur dari garis khatulistiwa). III. Alat dan Bahan a. Hygrometer b. Stopwach c. Tali rafia d. Pensil e. Buku tulis IV. Langkah Kerja a. Menyiapkan alat dan bahan b. Mencari tempat yang diinginkan (tanah lapang dan tanah rimbun) c. Meletakkan hygrometer pada tempat yang aman (tali dengan menggunakan tali rafia) pada tanah lapang d. Mencatat hasil pengamatan dari suhu udara, kelembapan, dan kecepatan angin setiap 15 menit sekali, diulang sampai 4 kali e. Melakukan kembali (langkah kerja a-d) pada tanah rimbun Sabtu, 03 Nopember 2012 12:29:37 3 V. Hasil Pengamatan Kelompok Lokasi Jam Suhu Udara Kelembapan Kecepatan Angin Keterangan 1 Tanah Lapang 09.35 360C 45 3 Panas 09.50 380C 43 3 Panas 10.05 390C 41 3 Panas 10.20 310C 52 4 Mendung 2 Tanah Lapang 10.35 290C 58 4 Mendung 10.50 330C 52 3 Mendung 11.05 300C 54 3 Panas 11.20 310C 58 4 Panas 3 Tanah Rimbun 09.35 270C 74 2 Panas 09.50 280C 70 3 Panas 10.05 280C 67 4 Mendung 10.20 280C 66 4 Mendung 4 Tanah Rimbun 10.35 280C 66 2 Mendung 10.50 290C 65 3 Dingin 11.05 290C 62 3 Dingin 11.20 310C 60 3 Dingin VI. Pembahasan Dari landasan teori yang tertera di atas, faktor abiotik dipengaruhi oleh tanah, air, udara, suhu, cahaya, iklim, dan topografi. Pada praktikum kali ini, kami mengamati suhu udara, kelembapan, kecepatan angin, dan cuaca pada lingkungan sekitar. Lingkungan yang dibuat untuk pengamatan kali ini yaitu, pada tanah lapang dan tanah rimbun. Pada suatu tempat (luar ruangan), suhu, kelembapan, dan kecepatan angin saling berkaitan satu sama lain. Pada tanah lapang pukul 09.35, suhu udara menunjukkan pada temperatur yang rendan dan dengan kelembapan yang lebih tinggi dari temperatur suhu udara (360C : 45). Dengan cuaca yang panas dan kecepatan angin menunjukkan daun-daun, ranting-ranting kecil bergerak terus dan bendera berkibar, dilihat dari kondisi di atas tanah. Derajat kecepatan angin 3 dan kecepatan angin yang sesuai pada ketinggian 10 m di atas permukaan tanah (3,4 – 5,4 m/sec). Begitu juga pada cuaca mendung, suhu Sabtu, 03 Nopember 2012 12:29:37 4 udara menunjukkan pada temperatur yang lebih rendah dari kelembapan (310C : 52). Dengan kecepatan angin menunjukkan debu, pasir terangkat dan kertas-kertas terbawa, ranting-ranting bergerak. Derajat kecepatan angin 4 dan kecepatan angin yang sesuai pada ketinggian 10 m di atas permukaan tanah (5,5 - 7,9 m/sec). Dan pada pukul 10.20 Pada tanah lapang pukul 10.35, suhu udara menunjukkan pada temperatur yang lebih rendah dari kelembapan (290C : 58). Dengan cuaca yang mendung dan kecepatan angin menunjukkan debu, pasir terangkat dan kertas-kertas terbawa, ranting-ranting bergerak. Derajat kecepatan angin 4 dan kecepatan angin yang sesuai pada ketinggian 10 m di atas permukaan tanah (5,5 - 7,9 m/sec). Pada cuaca panas, suhu udara dan kelembapan sama dengan pada cuaca mendung, yaitu suhu udara menunjukkan temperatur yang lebih rendah dari kelembapan (300C : 54). Dengan kecepatan angin menunjukkan daun-daun, ranting-ranting kecil bergerak terus dan bendera berkibar, dilihat dari kondisi di atas tanah. Derajat kecepatan angin 3 dan kecepatan angin yang sesuai pada ketinggian 10 m di atas permukaan tanah (3,4 – 5,4 m/sec). Dan pada pukul 11.05 Pada tanah rimbun pukul 09.35, suhu udara menunjukkan pada temperatur yang lebih rendah dan dengan kelembapan yang lebih tinggi dari suhu udara (270C : 74). Dengan cuaca yang panas dan kecepatan angin menunjukkan wajah dapat merasakan angin, daun-daun bergerak, dan penunjuk arah angin bergerak. Derajat kecepatan angin 2 dan kecepatan angin yang sesuai pada ketinggian 10 m di atas permukaan tanah (1,6 – 3,3 m/sec). Begitu juga pada cuaca mendung, temperatur pada suhu udara menunjukkan lebih rendah dari kelembapan (280C : 67). Dengan kecepatan angin menunjukkan debu, pasir terangkat dan kertas-kertas terbawa, ranting-ranting bergerak. Derajat kecepatan angin 4 dan kecepatan angin yang sesuai pada ketinggian 10 m di atas permukaan tanah (5,5 - 7,9 m/sec). Dan pada pukul 10.05 Pada tanah rimbun pukul 10.35, suhu udara menunjukkan pada temperatur yang rendah dan dengan kelembapan yang lebih tinggi dari suhu udara (280C : 66). Dengan cuaca mendung dan kecepatan angin menunjukkan wajah dapat merasakan angin, daun-daun bergerak, dan penunjuk arah angin bergerak. Derajat kecepatan angin 2 dan kecepatan angin yang sesuai pada ketinggian 10 m di atas permukaan tanah (1,6 – 3,3 m/sec). Pada cuaca dingin, suhu udara dan kelembapan sama dengan pada cuaca mendung, yaitu suhu udara menunjukkan temperatur yang lebih rendah dari kelembapan (290C : 65). Dengan kecepatan angin menunjukkan daun-daun, ranting-ranting kecil bergerak terus dan bendera berkibar, dilihat dari kondisi di atas tanah. Derajat kecepatan Sabtu, 03 Nopember 2012 12:29:37 5 angin 3 dan kecepatan angin yang sesuai pada ketinggian 10 m di atas permukaan tanah (3,4 – 5,4 m/sec). Dan pada pukul 10.50 VII. Kesimpulan Semakin rendah suhu udara, maka semakin tinggi kelembapan udara pada suatu tempat (luar ruangan), yaitu pada tanah lapang dan tanah rimbun. Yang diukur dengan menggunakan alat hygrometer. Sedangkan kecepatan angin dilihat dari tanda-tanda di sekitar tempat pengamatan. Dengan rata-rata kecepatan angin yang telah dicatat yaitu, kecepatan angin 3 dengan ciri-ciri : daun-daun dan ranting-ranting kecil bergerak terus serta bendera berkibar.

orang utan

Orang-utan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang masalah Binatang (hewan) langka merupakan spesies yang memiliki resiko akan punah baik punah di alam liar (extinct in the wild) ataupun sepenuhnya punah (extinct). Hewan-hewan dinyatakan langka berdasarkan rasio jumlah spesies (populasi) dan berdasarkan daerah persebaran (habitat). Di Indonesia, binatang-binatang langka semakin banyak. Hewan (binatang) ini menjadi langka dan terancam kepunahan akibat perubahan kondisi alam, hewan pemangsa, dan juga akibat perburuan yang dilakukan manusia. Istilah orangutan diambil dari bahasa Melayu, yang berarti manusia (orang) hutan. Dalam pemberian nama ini para ahli anthropologi fisik mengalami kesulitan dalam memberikan defenisi yang tepat mengenai bagaimana caranya kita dapat mengenal kera besar, namun dalam daftar biasanya disebutkan bahwa kera besar memiliki anggota badan yang dapat bergerak agak leluasa ke semua arah, tidak mempunyai ekor, mempunyai kebiasaan membuat sarang di atas pohon (Van Schaik, 2006). Ancaman terbesar yang tengah dialami oleh orangutan adalah habitat yang semakin sempit karena kawasan hutan hujan yang menjadi tempat tinggalnya dijadikan sebagai lahan kelapa sawit, pertambangan, dan pepohonan ditebang untuk diambil kayunya. Beberapa fakta unik dari orangutan, orangutan dapat menggunakan tongkat sebagai alat bantu untuk mengambil makanan, dan menggunakan daun sebagai pelindung sinar matahari. Orangutan jantan terbesar memiliki rentangan lengan (panjang dari satu ujung tangan ke ujung tangan yang lain apabila kedua tangan direntangkan) mencapai 2.3 m. Orangutan jantan dapat membuat panggilan jarak jauh yang dapat didengar dalam radius 1 km. Digunakan untuk menandai/mengawasi arealnya, memanggil sang betina, mencegah orang utan jantan lainnya yang mengganggu. Orang-utan 2 2. Rumusan masalah : Apa saja ciri-ciri yang dimiliki oleh hewan orangutan? Di manakah keberadaan oarangutan saat ini? Bagaimana cara orangutan bergerak, cara mencari makanan, dan mencari pasangan? 3. Tujuan penelitian : Agar mahasiswa dapat mengetahui ciri-ciri orangutan. Agar mahasiswa dapat mengetahui keberadaan orangutan saat ini. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana orangutan bergerak, mencari makanan, dan mendapatkan pasangan. 4. Manfaat penelitian : Mahasiswa dapat dapat mengetahui ciri-ciri orangutan. Mahasiswa dapat mengetahui keberadaan orangutan saat ini. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana orangutan bergerak, mencari makanan, dan mendapatkan pasangan. Orang-utan 3 BAB II KAJIAN PUSTAKA Klasifikasi ilmiah Istilah orangutan diambil dari bahasa Melayu, yang berarti manusia (orang) hutan. Dalam pemberian nama ini para ahli anthropologi fisik mengalami kesulitan dalam memberikan defenisi yang tepat mengenai bagaimana caranya kita dapat mengenal kera besar, namun dalam daftar biasanya disebutkan bahwa kera besar memiliki anggota badan yang dapat bergerak agak leluasa ke semua arah, tidak mempunyai ekor, mempunyai kebiasaan membuat sarang di atas pohon (Van Schaik, 2006). Menurut Groves (2001) orangutan termasuk kera besar dari ordo Primata dan famili Homonidae, dengan klasifikasi sebagai berikut : Kerajaan : Animalia Filum : Chordata Kelas : Mamalia Ordo : Primata Famili : Hominidae Upafamili : Ponginae Genus : Pongo Spesies : Pongo pygmaeus (orangutan Kalimantan) Pongo abelii (Orangutan Sumatra) Orangutan termasuk hewan vertebrata, yang berarti bahwa mereka memiliki tulang belakang. Orangutan juga termasuk hewan mamalia dan primata. Spesies dan Subspesies : 1. Ada 2 jenis spesies orangutan, yaitu orangutan Kalimantan/Borneo (Pongo pygmaeus) dan Orangutan Sumatra (Pongo abelii). 2. Subspecies Pembelajaran genetik telah mengidentifikasi 3 subspesies Orangutan Borneo : P.p.pygmaeus, P.p.wurmbii, P.p.morio. Masing-masing subspesies berdiferensiasi sesuai dengan daerah sebaran geografisnya dan meliputi ukuran tubuh. Orangutan Kalimantan Tengah (P.p.wurmbii) mendiami daerah Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Mereka merupakan subspesies Borneo yang terbesar. Orang-utan 4 Orangutan Kalimantan daerah Timur Laut (P.p.morio) mendiami daerah Sabah dan daerah Kalimantan Timur. Mereka merupakan subspesies yang terkecil. Saat ini tidak ada subspecies orangutan Kalimantan yang berhasil dikenali. Ciri-Ciri Mereka memiliki tubuh yang gemuk dan besar, berleher besar, lengan yang panjang dan kuat, kaki yang pendek dan tertunduk, dan tidak mempunyai ekor. Orangutan memiliki tinggi sekitar 1.25-1.5 meter. Tubuh orangutan diselimuti rambut merah kecoklatan. Mereka mempunyai kepala yang besar dengan posisi mulut yang tinggi. Saat mencapai tingkat kematangan seksual, orangutan jantan memiliki pelipis yang gemuk pada kedua sisi, ubun-ubun yang besar, rambut menjadi panjang dan tumbuh janggut disekitar wajah. Mereka mempunyai indera yang sama seperti manusia, yaitu pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecap, dan peraba. Berat orangutan jantan sekitar 50-90 kg, sedangkan orangutan betina beratnya sekitar 30-50 kg. Telapak tangan mereka mempunyai 4 jari-jari panjang ditambah 1 ibu jari.Telapak kaki mereka juga memiliki susunan jari-jemari yang sangat mirip dengan manusia. Orangutan masih termasuk dalam spesies kera besar seperti gorila dan simpanse. Golongan kera besar masuk dalam klasifikasi mamalia, memiliki ukuran otak yang besar, mata yang mengarah kedepan, dan tangan yang dapat melakukan genggaman. Lokasi dan Habitat Orangutan ditemukan di wilayah hutan hujan tropis Asia Tenggara, yaitu di pulau Borneo dan Sumatra di wilayah bagian negara Indonesia dan Malaysia. Mereka biasa tinggal di pepohonan lebat dan membuat sarangnya dari dedaunan. Orangutan Orang-utan 5 dapat hidup pada berbagai tipe hutan, mulai dari hutan kering, perbukitan dan dataran rendah, daerah aliran sungai, hutan rawa air tawar, rawa gambut, tanah kering di atas rawa bakau dan nipah, sampai ke hutan pegunungan. Di Borneo, orangutan dapat ditemukan pada ketinggian 500 m di atas permukaan laut (dpl), sedangkan kerabatnya di Sumatra dilaporkan dapat mencapai hutan pegunungan pada ketinggian 1.000 m dpl. Orangutan Sumatra merupakan salah satu hewan endemis yang hanya ada di Sumatra. Orangutan di Sumatra hanya menempati bagian utara pulau itu, mulai dari Timang Gajah, Aceh Tengah sampai Sitinjak di Tapanuli Selatan. Keberadaan hewan mamalia ini dilindungi Undang-Undang 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan digolongkan sebagai Critically Endangered oleh IUCN. Di Sumatra, salah satu populasi orangutan terdapat di Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Toru, Sumatra Utara. Populasi orangutan liar di Sumatra diperkirakan sejumlah 7.300. Di DAS Batang Toru 380 ekor dengan kepadatan pupulasi sekitar 0,47 sampai 0,82 ekor per kilometer persegi. Populasi orangutan Sumatra (Pongo abelii lesson) kini diperkirakan 7.500 ekor. Padahal pada era 1990 an, diperkirakan 200.000 ekor. Populasi mereka terdapat di 13 daerah terpisah secara geografis. Kondisi ini menyebabkan kelangsungan hidup mereka semakin terancam punah. Saat ini hampir semua Orangutan Sumatra hanya ditemukan di Provinsi Sumatra Utara dan Provinsi Aceh, dengan Danau Toba sebagai batas paling selatan sebarannya. Hanya 2 populasi yang relatif kecil berada di sebelah barat daya [danau], yaitu Sarulla Timur dan hutan-hutan di Batang Toru Barat. Populasi orangutan terbesar di Sumatra dijumpai di Leuser Barat (2.508 individu) dan Leuser Timur (1.052 individu), serta Rawa Singkil (1.500 individu). Populasi lain yang diperkirakan potensial untuk bertahan dalam jangka panjang (viable) terdapat di Batang Toru, Sumatra Utara, dengan ukuran sekitar 400 individu. Orangutan di Borneo yang dikategorikan sebagai endangered oleh IUCN terbagi dalam tiga subspesies. Orangutan di Borneo dikelompokkan ke dalam tiga anak jenis, yaitu Pongo pygmaeus pygmaeus yang berada di bagian utara Sungai Kapuas sampai ke timur laut Sarawak, Pongo pygmaeus wurmbii yang ditemukan mulai dari selatan Sungai Kapuas hingga bagian barat Sungai Barito, dan Pongo pygmaeus morio. Di Borneo, orangutan dapat ditemukan di Sabah, Sarawak, dan hampir seluruh hutan dataran rendah Kalimantan, kecuali Kalimantan Selatan dan Brunei Darussalam. Orang-utan 6 Makanan Meskipun orangutan termasuk hewan omnivora, sebagian besar dari mereka hanya memakan tumbuhan. 90% dari makanannya berupa buah-buahan. Makanannya antara lain adalah kulit pohon, dedaunan, bunga, beberapa jenis serangga, dan sekitar 300 jenis buah-buahan. Selain itu mereka juga memakan nektar, madu, dan jamur. Mereka juga gemar makan durian, walaupun aromanya tajam, tetapi mereka menyukainya. Orangutan bahkan tidak perlu meninggalkan pohon mereka jika ingin minum. Mereka biasanya meminum air yang telah terkumpul di lubang-lubang di antara cabang pohon. Biasanya induk orangutan mengajarkan bagaimana cara mendapatkan makanan, bagaimana cara mendapatkan minuman, dan berbagai jenis pohon pada musim yang berbeda-beda. Melalui ini, dapat terlihat bahwa orangutan ternyata memiliki peta lokasi hutan yang kompleks di otak mereka, sehingga mereka tidak menyia-nyiakan tenaga pada saat mencari makanan. Dan anaknya juga dapat mengetahui beragam jenis pohon dan tanaman, yang mana yang bisa dimakan dan bagaimana cara memproses makanan yang terlindungi oleh cangkang dan duri yang tajam. Predator Predator terbesar orangutan dewasa ini adalah manusia. Selain manusia, predator orangutan adalah macan tutul, babi, buaya, ular phyton, dan elang hitam. Cara melindungi diri Orangutan termasuk makhluk pemalu. Mereka jarang memperlihatkan dirinya kepada orang atau makhluk lain yang tak dikenalnya. Reproduksi Pria-pria berkompetisi untuk mendapatkan sang betina yang merupakan faktor utama dalam adaptasi orangutan. Para pria yang bergelang mengaung (suara bergemuruh) untuk menarik sang betina. Panggilan panjang orangutan jantan tampaknya memainkan peran penting dalam mengusir saingan laki-laki dan ketersediaan untuk betina seksual reseptif. Kadang-kadang suara panggilan panjang Orang-utan 7 dapat membawa selama hampir satu mil. Orangutan jantan dewasa tidak toleran satu sama lain, peperangan hampir selalu terjadi ketika dua laki-laki berada dalam kehadiran perempuan secara seksual reseptif. Peperangan dapat berlangsung selama beberapa menit (terutama jika dua laki-laki telah berjuang sebelumnya) atau satu jam atau lebih. Hampir semua pria bergelang menunjukkan luka sebagai akibatnya, seperti menyembuhkan bekas luka di wajah mereka atau kepala, mata hilang atau sejenisnya. Orangutan betina jarang menunjukkan agresi kekerasan dari jenis terlihat dalam pertempuran, Oleh karena itu tidak mengalami cedera seperti yang dialami oleh orangutan jantan. Orangutan betina biasanya melahirkan pada usia 7-10 tahun dengan lama kandungan berkisar antara 8,5 hingga 9 bulan, hampir sama dengan manusia. Jumlah bayi yang dilahirkan seorang betina biasanya hanya satu. Bayi orangutan dapat hidup mandiri pada usia 6-7 tahun. Kebergantungan orangutan pada induknya merupakan yang terlama dari semua hewan, karena ada banyak hal yang harus dipelajari untuk bisa bertahan hidup, mereka biasanya dipelihara hingga berusia 6 tahun. Orangutan berkembangbiak lebih lama dibandingkan hewan primata lainnya, orangutan betina hanya melahirkan seekor anak setiap 7-8 tahun sekali. Umur orangutan di alam liar sekitar 45 tahun, dan sepanjang hidupnya orangutan betina hanya memiliki 3 keturunan seumur hidupnya. Dimana itu berarti reproduksi orang-utan sangat lambat. Cara bergerak Orangutan dapat bergerak cepat dari pohon ke pohon dengan cara berayun pada cabang-cabang pohon, atau yang biasa dipanggil brachiating. Mereka juga dapat berjalan dengan kedua kakinya, namun jarang sekali ditemukan. Orangutan tidak dapat berenang. Cara hidup Tidak seperti gorila dan simpanse, orangutan tidak hidup dalam sekawanan yang besar. Mereka merupakan hewan yang semi-soliter. Orangutan jantan biasanya ditemukan sendirian dan orangutan betina biasanya ditemani oleh beberapa anaknya. Walaupun orangutan sering memanjat dan membangun tempat tidur Orang-utan 8 dipohon, mereka pada intinya merupakan hewan terrestrial (menghabiskan hidup ditanah). Beberapa fakta menarik Orangutan dapat menggunakan tongkat sebagai alat bantu untuk mengambil makanan, dan menggunakan daun sebagai pelindung sinar matahari. Orangutan jantan terbesar memiliki rentangan lengan (panjang dari satu ujung tangan ke ujung tangan yang lain apabila kedua tangan direntangkan) mencapai 2.3 m. Orangutan jantan dapat membuat panggilan jarak jauh yang dapat didengar dalam radius 1 km. Digunakan untuk menandai/mengawasi arealnya, memanggil sang betina, mencegah orang utan jantan lainnya yang mengganggu. Populasi Orangutan saat ini hanya terdapat di Sumatra dan Kalimantan, di wilayah Asia Tenggara. Karena tempat tinggalnya merupakan hutan yang lebat, maka sulit untuk memperkirakan jumlah populasi yang tepat. Di Borneo, populasi orangutan diperkirakan sekitar 55.000 individu. Di Sumatra, jumlahnya diperkirakan sekitar 7.500 individu. Ancaman Ancaman terbesar yang tengah dialami oleh orangutan adalah habitat yang semakin sempit karena kawasan hutan hujan yang menjadi tempat tinggalnya dijadikan sebagai lahan kelapa sawit, pertambangan, dan pepohonan ditebang untuk diambil kayunya. Orangutan telah kehilangan 80% wilayah habitatnya dalam waktu kurang dari 20 tahun. Tak jarang mereka juga dilukai dan bahkan dibunuh oleh para petani dan pemilik lahan karena dianggap sebagai hama. Jika seekor orangutan betina ditemukan dengan anaknya, maka induknya akan dibunuh dan anaknya kemudian dijual dalam perdagangan hewan ilegal. Pusat rehabilitasi didirikan untuk merawat orangutan yang sakit, terluka, dan yang telah kehilangan induknya. Mereka dirawat dengan tujuan untuk dikembalikan ke habitat aslinya. Pembukaan Lahan dan Konversi Perkebunan Di Sumatra, populasinya hanya berada di daerah Leuser, yang luasnya 2.6 juta hektare yang mencakup Aceh dan Sumatra Utara. Leuser telah dinyatakan sebagai salah satu dari kawasan keanekaragaman hayati yang terpenting dan ditunjuk sebagai UNESCO Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatera pada tahun 2004. Orang-utan 9 Ekosistemnya menggabungkan Taman Nasional Gunung Leuser, tetapi kebanyakan para Orangutan tinggal diluar batas area yang dilindungi, dimana luas hutan berkurang sebesar 10-15% tiap tahunnya untuk dijadikan sebagai area penebangan dan sebagai kawasan pertanian. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami berkurangnya jumlah hutan tropis terbesar di dunia. Tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan berkurangnya laju deforestasi. Sekitar 15 tahun yang lalu, tercatat sekitar 1.7 juta hektare luas hutan yang terus ditebang setiap tahunnya di Indonesia, dan terus bertambah pada tahun 2000 sebanyak 2 juta hektare. Penebangan legal dan ilegal telah membawa dampak penyusutan jumlah hutan di Sumatra. Pembukaan hutan sebagai ladang sawit di Sumatra dan Kalimantan juga telah mengakibatkan pembabatan hutan sebanyak jutaan hektare, dan semua dataran hutan yang tidak terlindungi akan mengalami hal yang sama nantinya. Konflik mematikan yang sering terjadi di perkebunan adalah saat dimana orangutan yang habitatnya makin berkurang karena pembukaan hutan harus mencari makanan yang cukup untuk bertahan hidup. Spesies yang dilindungi dan terancam punah ini seringkali dipandang sebagai ancaman bagi keuntungan perkebunan karena mereka dianggap sebagai hama dan harus dibunuh. Orangutan biasanya dibunuh saat mereka memasuki area perkebunan dan merusak tanaman. Hal ini sering terjadi karena orangutan tidak bisa menemukan makanan yang mereka butuhkan di hutan tempat mereka tinggal. Perdagangan Ilegal Secara teori, orangutan telah dilindungi di Sumatra dengan peraturan perundang-undangan sejak tahun 1931, yang melarang untuk memiliki, membunuh atau menangkap orangutan. Tetapi pada prakteknya, para pemburu masih sering memburu mereka, kebanyakan untuk perdagangan hewan. Pada hukum internasional, orangutan masuk dalam Appendix I dari daftar CITES(Convention on International Trade in Endangered Species) yang melarang dilakukannya perdagangan karena mengingat status konservasi dari spesies ini di alam bebas. Namun, tetap saja ada banyak permintaan terhadap bayi orangutan, baik itu permintaan lokal, nasional, dan internasional untuk dijadikan sebagai hewan peliharaan. Anak orangutan sangat bergantung pada induknya untuk bertahan hidup dan juga dalam proses perkembangan, untuk mengambil anak dari orangutan maka induknya harus Orang-utan 10 dibunuh. Diperkirakan, untuk setiap bayi yang selamat dari penangkapan dan pengangkutan merepresentasikan kematian dari orangutan betina dewasa. Menurut data dari website WWF, diperkirakan telah terjadi pengimporan orangutan bernama ke Taiwan sebanyak 1000 ekor yang terjadi antara tahun 1985 dan 1990. Untuk setiap orangutan yang tiba di Taiwan, maka ada 3 sampai 5 hewan lain yang mati dalam prosesnya. Perdagangan orangutan dilaporakan juga terjadi di Kalimantan, dimana baik orangutan itu hidaup atau mati juga masih tetap terjual. Status konservasi orangutan Orangutan Sumatra telah masuk dalam klasifikasi Critically Endangered dalam daftar IUCN. Populasinya menurun drastis dimana pada tahun 1994 jumlahnya mencapai lebih dari 12.000, namun pada tahun 2003 menjadi sekitar 7.300 ekor. Data pada tahun 2008 melaporkan bahwa diperkirakan jumlah orangutan Sumatra di alam liar hanya tinggal sekitar 6.500 ekor. Secara historis, orangutan ditemukan di kawasan hutan lintas Sumatra, tetapi sekarang terbatas hanya di daerah Sumatra Utara dan provinsi Aceh. Habitat yang sesuai untuk Orangutan saat ini hanya tersisa sekitar kurang dari 900.000 hektare di pulau Sumatra. Saat ini diperkirakan orangutan akan menjadi spesies kera besar pertama yang punah di alam liar. Penyebab utamanya adalah berkurangnya habitat dan perdagangan hewan. Orangutan merupakan spesies dasar bagi konservasi. Orangutan memegang peranan penting bagi regenerasi hutan melalui buah-buahan dan biji-bijian yang mereka makan. Hilangnya orangutan mencerminkan hilangnya ratusan spesies tanaman dan hewan pada ekosistem hutan hujan. Hutan primer dunia yang tersisa merupakan dasar kesejahteraan manusia, dan kunci dari planet yang sehat adalah keanekaragaman hayati, menyelamatkan orangutan turut menolong mamalia, burung, reptil, amfibi, serangga, tanaman, dan berbagain macam spesies lainnya yang hidup di hutan hujan Indonesia. Orang-utan 11 DAFTAR PUSTAKA http://gintingryan.blogspot.com/2011/12/makalah-orangutan.html http://wikipedia.com http://www.google.com

fotosintesis

1
FOTOSINTESIS
11/3/2012 11:39:20 AM
FOTOSINTESIS
1. Tujuan
Untuk mengetahui proses fotosintesis.
2. Landasan Teori
Pada dasarnya semua makhluk hidup memerlukan makan untuk kelangsungan hidupnya. Cara yang dilakukan pun berbeda antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup yang lainnya. Begitu pula dengan alat pencernaannya. Pada tumbuhan untuk mendapatkan makanan, melakukan fotosintesis. Fotosintesis dilakukan dengan bantuan cahaya, baik cahaya matahari maupun cahaya lampu. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya peran cahaya, baik cahaya matahari maupun cahaya lampu sangat penting bagi jenis-jenis tumbuhan. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Ada juga cara lain yang digunakan dalam hal ini. Tumbuhan dapat berfotosintesis karena adanya klorofil yang dimiliki oleh tumbuhan. Pada percobaan kali ini tumbuhan yang digunakan adalah alga hidrylla,
3. Alat dan Bahan :
3.1. Tabung reaksi.
3.2. Corong gelas.
3.3. Gelas beaker.
3.4. Lampu 60 watt, 75 watt.
3.5. Alga hidrylla.
3.6. Air.
2
FOTOSINTESIS
11/3/2012 11:39:20 AM
4. Langkah Kerja :
4.1. Menyiapkan alat dan bahan.
4.2. Memasukkan alga hidrylla ke dalam gelas beaker dan
menekannya dengan corong gelas.
4.3.Memasukkan gelas beaker ke dalam bak yang berisi air
penuh.
4.4. Mengisi gelas beaker dengan air sampai penuh.
4.5. Mengisi tabung reaksi dengan air sampai penuh dan
menutupkannya pada ujung corong gelas. Tabung reaksi
tidak boleh terisi udara.
4.6. Meleakkan rangkaian percobaan di bawah lampu (60 watt,
75 watt).
4.7. Menyalakan lampu dan mencatat waktu awal.
4.8. Mencatat waktu awal keluar gelembung pada tabung reaksi.
4.9. Mengamati jumlah gelembung yang keluar selama 10 menit
5. Hasil Pengamatan
No. Jumlah gelembung O2 selama 10 menit
60 watt 75 watt
1. 116 113
2. 43 113
3. - 31
6. Pembahasan
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan
zat makanan atau energi yaitu glukosa yang dilakukan
tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan
menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan
bantuan energi cahaya matahari. Hampir semua makhluk hidup
bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis.
3
FOTOSINTESIS
11/3/2012 11:39:20 AM
Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang. Fotosintesis menjadi mungkin karena kemampuan pigmen klorofil menjebak cahaya. Peristiwa penting saat fotosintesis adalah pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia, yang pada akhirnya disimpan dalam molekul gula. Bahan baku fotosintesis adalah karbon dioksida dan air. Persamaan kimia total fotosintesis adalah sebagai berikut:
Proses Fotosintesis
Fotosintesis terjadi di dalam kloroplas (gambar 1), struktur selaput di dalam sel mesofil daun. Kloroplas memiliki struktur halus di dalamnya. kantung-kantung selaput lempeng yang disebut tilakoid. Di selaput tilakoid, klorofil dan pigmen aksesoris disusun menjadi kelompok-kelompok fungsi yang disebut fotosistem. Masing-masing fotosistem mengandung
4
FOTOSINTESIS
11/3/2012 11:39:20 AM
sekitar 300 molekul pigmen yang terlibat langsung atau tidak langsung dalam proses fotosintesis.
Masing-masing fotosistem ini memiliki pusat reaksi atau penjebak cahaya dimana molekul klorofil a yang spesial menjebak energi cahaya. Ada dua jenis fotosistem : Fotosistem I dan Fotosistem II. Di Fotosistem I, molekul klorofil a nya dinamakan P700, karena ia menyerap energi cahaya dari panjang gelombang 700 nanometer. Molekul klorofil di Fotosistem II diberi nama P680, karena molekul pigmen ini (klorofil a) menyerap cahaya pada panjang gelombang 680 nanometer.
Fotosintesis melibatkan empat peristiwa biokimia : peristiwa fotokimia, transpor elektron, kemiosmosis dan fiksasi karbon. Reaksi fotokimia dan transpor elektron terjadi di selaput tilakoid. Selaput oval tilakoid mengelilingi sebuah vakuola atau wadah penyimpan dimana ion hidrogen disimpan hingga
5
FOTOSINTESIS
11/3/2012 11:39:20 AM
diperlukan dalam siklus Calvin, atau fiksasi karbon. Masing-masing tilakoid bertumpu di stroma atau zat lantai di kloroplas. Stroma adalah lokasi terjadinya fiksasi karbon. Dengan menggunakan lampu 60 watt dan 75 watt, hasil gelembung yang didapat antara yang satu dengan yang lain berbeda. Pada lampu 60 watt banyak gelembung yang didapat pada masing-masing gelas beaker yaitu 116 dan 43. Sedangkan pada lampu 75 watt banyak gelembung yang didapat pada masing-masing gelas beaker yaitu 113, 113, dan 31. Perbedaan banyak sedikitnya gelembung yang didapat dikarenakan kurangnya oksigen (terlalu tertekan, tempat alga hydrilla terlalu sempit, tertekan oleh corong gelas), sehingga gelembung yang didapat sedikit, tetapi ada juga gelembung yang didapat mencapai 100.
7. Kesimpulan
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari. Fotosintesis melibatkan empat peristiwa biokimia : peristiwa fotokimia, transpor elektron, kemiosmosis dan fiksasi karbon. Banyanknya gelembung yang didapat selama 10 menit pada masing-masing gelas beaker berbeda-beda dengan lampu (watt) berbeda pula.
8. Daftar Pustaka
 http://www.google_fotosintesis.com
 http://www.google_proses_fotosintesis.com