Minggu, 14 April 2013

hubungan produsen-konsumen

Hubungan produsen_konsumen | 1 HUBUNGAN PRODESEN – KONSUMEN I. Tujuan Untuk mengetahui hubungan prodesen dan konsumen yang berkaitan dengan siklus karbon. II. Landasn Teori Karbon merupakan unsur penyusun semua senyawa organik, dan salah satu zat yang sangat penting atau diperlukan makhluk hidup, selain oksigen, air dan nitrogen. Di dalam karbon tersedia dalam bentuk gas dan dapat dimamfaatkan oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis. Bahkan karbon banyak ditemui pada endapan dan di dalam air. Di atmosfer, unsur ini merupakan suatu komponen yang besar (kurang lebih 0,03 %) di banding dengan unsur lain, kecuali nitrogen dan oksigen. Di atmosfer, karbon biasanya bersenyawa dengan oksigen. Dan dari atmosfer dan sedimen, karbon masuk ke tubuh organisme secara kimia. Energi yang tersimpan pada tumbuhan terbentuk karena fiksasi karbondioksida pada peristiwa fotosintesis. Karbon di alam umumnya dalam bentuk gas dan batuan karbonat, di samping itu juga dalam bentuk bahan organik, yang dapat dimamfaatkan oleh tumbuhan, melalui proses fotosintesis yang akan diubah menjadi senyawa organik yang dapat dipergunakan oleh organisme lainnya, sebagai pemberi karbon dan karbon akan kembali lagi ke atmosfer atau air sebagai CO2 melalui suatu proses metabolisme. Unsur karbon mempunyai kemampuan saling mengikat antar sesamanya sehingga merupakan dasar untuk terbentuknya keragaman dan ukuran molekuler dan tanpa ini kehidupan tidak dapat ada. Produsen darat mendapatkan CO2 dari atmosfer, sedangkan produsen dalam air mamanfaatkan CO2 yang terlarut (sebagai bikarbonat dan HCO3). Kelarutan karbondioksida dalam air berbeda dengan oksigen, karena gas ini bereaksi secara kimiawi dalam air. Salah satu contohnya adalah apabila di dalam air laut karbondioksida bereaksi dengan air menghasilkan asam karbonat, yang kemudian terdisiosiasi lagi menjadi ion hidrogen dan karbonat. Konsentrasi CO2 yang tinggi pula akan mempengaruhi tumbuhan dalam mengabsorbsi air dan unsur hara. Sebagai akibat reaksi di atas ialah terjadinya produksi atau absorbsi hidrogen bebas, sehingga jumlah hidrogen dalam suatu larutan merupakan tolak ukur keasaman. Lebih banyak ion H+ berarti lebih asam suatu larutan dan lebih sedikit H+ berarti lebih basa, dengan kata lain larutan basa lebih banyak mengandung ion OH. Hubungan produsen_konsumen | 2 Dideretan air pertukaran CO2 dengan atmosfer berjalan secara tidak langsung, karbon dioksida berkait dengan air membentuk asam karbonat yang akan terurai menjadi ion karbonat. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang memproduksi makanan untuk diri mereka bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan jumlah CO2 dalam air. Karbon dapat dijumpai di dalam atmosfer sebagai CO2 dalam jaringan semua makhluk hidup dan terbesar dijumpai dalam batuan endapan serta bahan bakar fosil yang terdapat di dalam perut bumi. Tumbuhan hijau dan hewan serta organisme lain berperan aktif dalam kelangsungan siklus karbon. Dengan bantuan energi cahaya maka CO2 merupakan salah satu komponen pokok untuk berlangsungnya fotosintesis. Laut mempunyai peranan penting pada siklus karbon bumi banyak jumlah karbon dari atmosfir lautan melalui proses fiksi. Laut mengandung sekitar 36.000 gigitan karbon dimana sebagian besar dalam bentuk ion karbonat yang dilepaskan atmosfir oleh pembakaran bahan bakar tosil dan penebaran hutan diserap untuk digunakan dalam proses fotosintesis oleh diantara atom dan alga. Karbon di perairan dalam bentuk karbon dioksida, selain diperlukan produsen untuk fotosintesis menghasilkan O2 dan karbohidrat, ia juga berperan dalam beberapa hal di laut yaitu sebagai pembentukan cangkang dari berbagai jenis hewan di laut, mengatur PH di laut serta dapat membantu dalam pembentukan baru di laut. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Siklus Karbon Menurut ( Lufi Pratama,2009)  Kadar pH dilaut  Penguapan air laut  Pelapukan bantuan  Gunung merapi bawa laut  Difusi CO2 di udara  Pelapukan bantuan karbonat Menurut ( Radin,2010) Karbon diperairan dalam bentuk karbonat dioksida, selain oleh panduan untuk fotosintetis dan berperan dalam beberapa jenis hal dilaut yaitu:  Pembentukan cangkang dan beberapa jenis hewan laut  Pengaturan pH di laut  Pengaturan pemberian batu karang. Hubungan produsen_konsumen | 3 III. Alat dan Bahan 3.1. Alat :  4 buah tabung reaksi besar 3.2. Bahan :  Air  Hidrila  Siput IV. Cara Kerja 1. Menyiapkan alat dan bahan 2. Mengisi tabung reaksi 1 dengan air sampai 1 cm dari atas tabung reaksi. 3. Mengisi tabung reaksi 2 dengan air dan siput, tinggi air sampai 1 cm dari atas tabung reaksi. 4. Mengisi tabung reaksi 3 dengan air dan hydrilla, tinggi air sampai 1 cm dari atas tabung reaksi. 5. Mengisi tabung reaksi 4 dengan air, siput, dan hydrilla, tinggi air sampai 1 cm dari atas tabung reaksi. 6. Mengukur pH pada masing-masing tabung reaksi. 7. Masing-masing tabung reaksi ditutup dengan plastik. 8. Meletakkan rangkaian A pada tempat terang. 9. Menyimpannya selama 24 jam. 10. Mengukur pH pada masing-masing tabung reaksi. 11. Meletakkan rangkaian A pada tempat gelap. 12. Menyimpannya kembali selama 24 jam. 13. Mengukur pH pada masing-masing tabung reaksi. V. Hasil Pengamatan No. Tabung Reaksi Berisi pH Awal pH Setelah 24 Jam di Tempat Terang pH Setelah 24 Jam di Tempat Gelap 1. Air 7 7 7 2. Air dan siput 7 6 6 (berlendir) 3. Air dan hydrilla 7 8 7 4. Air, siput, dan hydrilla 7 7 6 VI. Pembahasan Hubungan produsen_konsumen | 4 Pada hari pertama semua tabung reaksi yang telah diisi dengan air, air dan siput, air dan hydrila, serta air, siput, dan hydrila menunjukkan pH yang sama, yaitu 7 (netral). Setelah satu hari satu malam (24 jam) diletakkan pada tempat terang keadaan pH ada yang tetap (netral), ada yang berubah menjadi asam ataupun basa. Tabung reaksi yang berisi air serta air, siput, dan hydrila pH-nya tetap, yaitu 7 (netral). Sedangkan tabung reaksi yang berisi air dan siput pH-nya berubah menjadi asam, yaitu 6 karena kandungan ion H+ lebih banyak pada tabung reaksi tersebut sebab tidak adanya produsen (tumbuhan) sehingga siklus karbon tidak berjalan (karbondioksida lebih banyak daripada oksigen). Dan tabung reaksi yang berisi air dan hydrila pH-nya berubah menjadi basa, yaitu 8 karena kandungan ion H+ lebih sedikit (lebih banyak ion OH-) sebab dalam tabung reaksi tersebut terdapat produsen (tumbuhan) sehingga dapat melakukan fotosintesis (siklus karbon). Dan setelah dipindah pada tempat yang gelap dan disimpan selama satu hari satu malam (24 jam), keadaan pH ada yang tetap ada juga yang berubah. pH pada tabung reaksi yang berisi air tetap, yaitu 7 (netral). Pada tabung reaksi yang berisi air dan siput, pH-nya tetap, yaitu 6 (asam) karena kandungan ion H+ lebih banyak pada tabung reaksi tersebut sebab tidak adanya produsen (tumbuhan) sehingga siklus karbon tidak berjalan (karbondioksida lebih banyak daripada oksigen). Sedangkan tabung reaksi yang berisi air dan hydrila pH-nya kembali menjadi netral, yaitu 7 karena perubahan tempat dari terang ke gelap sehingga hasil proses fotosintesis juga berbeda sebab cahaya yang diserap untuk proses fotosintesis juga berkurang. Dan tabung reaksi yang berisi air, siput, dan hydrila pH-nya juga berubah menjadi asam, yaitu 6 karena perubahan tempat dari terang ke gelap sehingga hasil proses fotosintesis juga berbeda sebab cahaya yang diserap untuk proses fotosintesis juga berkurang, begitu juga dengan kandungan ion H+ lebih banyak. VII. Kesimpulan pH pada semua tabung reaksi di hari pertama sama, yaitu 7 (netral). pH pada hari kedua dan ketiga ada yang tetap (netral), ada yang berubah menjadi asam ataupun basa. Perubahan pH menjadi asam dikarenakan kandungan ion H+ lebih banyak dan tidak terjadi proses fotosintesis sebab tidak adanya produsen (tumbuhan), sedangkan perubahan pH menjadi basa dikarenakan kandungan ion H+ lebih sedikit (lebih banyak ion OH-) dan terjadi proses fotosintesis sebab adanya produsen (tumbuhan). Dari praktikum ini terlihat adanya hubungan produsen dan konsumen dalam suatu tempat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar